Entrepreneurial Process (Dr. Ir. Jarot S. Suroso, M.Eng.)

“Jeff’s commitment to higher education and to entrepreneurship was a statement of his belief in humanity. He believed goodness and achievement were inherent in everyone. And he believed that entrepreneurship classes were a perfect vehicle to refine and amplify purposeful study and action that would lead to a better life and a better world.” Jeff Timmons—Professor, Scholar, Mentor, Friend

Mengutip dari pernyataan Jeff Timmons, Jeff percaya bahwa nilai-nilai kebaikan dan prestasi sewajarnya melekat dalam diri setiap orang, dan entrepreneurship menjadi tools yang membantu setiap orang untuk memperbaiki dan memperkuat penelitian serta memiliki tujuan untuk menghasilkan kehidupan yang lebih baik.

Entrepreneurship memiliki dampak yang sangat besar pada bagaimana menjalakan rotasi kehidupan, bekerja, belajar, dan menikmatinya. Entrepreneurship memberikan dampak besar terhadap lingkup sosial masyarakat untuk meningkatkan taraf kehidupan finansial, bagi founder memiliki kesempatan untuk berbagi dan membuka lapangan pekerjaan, dengan begitu dapat mengurangi statistik kemiskinan suatu bangsa. Ada 4 hal yang menjadi pertimbangan mengapa Entrepreneurship perlu untuk dipelajari dan dikembangkan:

  • Entrepreneurship sebagai paradigma manajemen baru, dimana entrepreneurship telah diserap dan tertanam sebagai strategi korporasi.
  • Entrepreneurship telah melahirkan paradigma pendidikan baru dalam proses belajar dan mengajar.
  • Entrepreneurship menjadi model manajemen baru yang cukup dominan untuk menjalan bisnis bersifat nonprofit ataupun jenis usaha sosial yang sedang beranjak berkembang.
  • Entrepreneurship bisa dengan cepat melampaui business school. Berdasarkan pertimbangan ini, instansi akademik memasukan kurikulum kewirausahaan dalam matakuliah akademis.

Ada banyak cara untuk menganalisis prilaku manusia yang memiliki implikasi pada kajian entrepreneurship. Motivasi psikoloigis prilaku pengusaha umumnya diterima sebagai bagian dari literature. Secara teori dinyatakan bahwa orang-orang termotivasi atas tiga kebutuhan pokok:

  • Kebutuhan akan prestasi atau pencapaian
  • Kebutuhan akan kekuatan
  • Kebutuhan akan afiliasi