Pengaruh Digitalisasi Pengelolaan Data Resep Obat Terhadap Respon Time Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Pekanbaru

Rumah Sakit Pekan Baru (RSIIS) merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ada di kota pekanbaru, salah satu unit pelayanan kesehatan di RSIIS adalah unit pelayanan obat-obatan atau farmasi yang menyediakan obat resep yang didapat dari hasil konsultasi dokter pasien rawat jalan dan permintaan obat-obatan dari unit rawat inap. Unit farmasi ini setiap harinya menerima permintaan pelayanan resep rata-rata 400 sampai dengan 500 resep pasien setiap harinya. Dari sisi proses, aktifitas pengantaran resep dari poliklinik dokter tempat pasien dikonsultasi ke depo farmasi membutuhkan waktu dalam proses ekspedisinya. Selain itu mulai dari resep diterima oleh farmasi juga dibutuhkan waktu penyiapan obat-obatan sesuai resep bisa berupa obat non racikan dan obat racikan yang tentunya juga membutuhkan waktu dalam penyiapannya.

Selain penyiapan obat sesuai dengan resep, packaging dan review dibutuhkan untuk memastikan obat aman dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta pencatatan jumlah obat yang keluar juga harus dilakukan pada langkah ini. Hal ini akan berakibatkan waktu tunggu pasien untuk mendapatkan obatnya menjadi lebih lama, belum lagi jumlah resep yang masuk tidak dapat diprediksi jumlah dan waktunya serta akan membuat proses pelayanan dan penyiapan obat menjadi lebih lama. Hasil respon time untuk konsep pengelolaan resep pasien secara manual yang ada saat ini menghasilkan waktu kurang lebih 20 sampai dengan 30 menit per resep. Berangkat dari data tersebut tentunya masih terlalu lama bagi pasien.

Dengan begitu dibuatlah sebuah sistem informasi terintegrasi antara poliklinik dokter dan farmasi serta gudang penyimpanan obat. Sistem ini merujuk pada data pendaftaran pasien rawat jalan yang kemudian akan diteruskan pada tahapan konsultasi dengan dokter umum atau spesialis yang terkait dengan kebutuhan pasien. Dari hasil pemeriksaan pasien oleh dokter, lalu dokter akan menerbitkan resep yang kemudian akan langsung dapat dilihat oleh unit farmasi yang sedang bertugas tanpa perlu lagi mengantar resep dalam bentuk kertas secara manual dari poliklinik dokter ke unit farmasi. Dengan begitu waktu tunggu pasien bisa berkurang. Lalu selanjutnya, Farmasi akan memberi tanda pada resep online dalam sistem informasi farmasi mereka menjadi status baru bernama “Sedang di Proses”. Dengan begitu tampilan antrian pengambilan obat yang akan ditampilkan kepada pasien menjadi akurat dan pasien pun mengetahui bahwa resep obat mereka sedang diproses, bersamaan dengan itu ditampilkan pula estimasi lama tunggu pengambilan obat, hal ini bisa memberikan rasa nyaman terhadap pasien dalam menunggu pengambilan obat. Dalam proses penyiapan obat itu sendiri, data stok obat akan secara otomatis berkurang disesuaikan dengan obat yang dipakai sesuai dengan resep yang ditentukan. Hal ini tentunya perlu peran khusus bagi tim farmasi untuk mengupdate data mereka sesaat setelah obat disiapkan. Lalu kemudian obat dapat diserahkan ke pasien dan tim farmasi pun dapat menandakan status resep tersebut menjadi “Selesai”. Dalam menerapkan sistem informasi ini, diharapkan memberikan respon time pasien dalam mengantri pengambilan obat di farmasi menjadi lebih baik yaitu kurang lebih 10 sampai dengan 12 menit per resep pasien.