BPM Methodologies (Jarot S. Suroso)
Sebuah Business Process dapat disebut sebagai sebuah network, sequence atau kumpulan aktivitas yang berurutan. BPM systems membuat kita dapat menangkap, memodelkan, mengautomasi dan mengembangkan sebuah solusi secara berkelanjutan.
Pada projek yang berbasis BPM, terdapat 2 isu yang harus dipertimbangkan:
1. Business Case: sebuah sistem BPM dibangun berdasarkan suatu kasus bisnis yang mengacu kepada scope dan visi keseluruhan dari projek tersebut. Beberapa faktor yang membangun kasus bisnis antara lain:
Higher-Level Motivation yang mengandung sebagai berikut:
- Innovation: kemampuan untuk menciptakan dan secara cepat memperkenalkan produk dan jasa baru.
- Growth: berhubungan dengan inovasi yang berfokus terhadap menumbuhkan pendapatan dan memperluas market share dari produk dan jasa organisasi tersebut.
- Productivity: sebuah service oriented enterpriseberusaha untuk meningkatkan produktifitas dari pegawainya, kosumen, trading partners dan komunitas pelayanan lainnya.
- Compliance: sebagian besar sumber daya IT dan bisnis digunakan untuk mengurus masalah compliance.
Analisa cermat, kualitatif, dan kuantitatif pada Return of Investment (ROI) merupakan hal kritis pada tahap awal kasus bisnis ini.
2. Best Choice Opportunity: Setelah kasus bisnis ditentukan, pimpinan projek BPM harus memutuskan use case apa yang harus dikembangkan terlebih dahulu. Departemen bisnis dan IT harus bekerja sama dalam menentukan hal tersebut. Satu metode yang dapat digunakan adalah menggunakan strategi kuantitatif dalam menyeimbangkan upaya dan nilai bisnis.