Cloud Pivots in Secure Data Center Smarter Networks – Part 2

By: Dr. Elfindah Princes, S.Kom, M.Kom, MLSI, B.K.P.

Keywords: Cyber and Policy Automation, AI and ML, Post Covid

Kita perlu menyadari bahwa di balik hebatnya perkembangan teknologi saat ini, di waktu yang sama dunia telah menjadi tempat yang berbahaya karena banyaknya attackers di luar sana yang bisa melakukan banyak tindakan kriminal tanpa perlu menggunakan kekerasan atau tindakan fisik seperti dahulu. Kejahatan tersebut bahkan bisa terjadi saat anda duduk tenang di rumah di dalam lingkungan Home Office anda sendiri karena sesungguhnya anda tidak benar – benar mampu mengelola jaringan dan tidak begitu memahami bagaimana cara untuk memastikan bahwa anda benar  benar aman. Jika di masa lampau, kita berusaha untuk meniadakan fungsi manusia karena elemen manusia erat hubungannya dengan kesalahan sehingga mesin menjadi alternatif terbaik untuk dapat meniadakan kesalahan. Namun seperti yang sudah kita lihat mungkin di beberapa prediksi dunia di masa depan, dimana seluruh mesin – mesin ini bisa dioperasikan secara digital dan tidak membutuhkan bantuan manusia sama sekali. Apakah yang terjadi jika ternyata sistem ini diretas oleh attackers dan menyebabkan perusahaan atau bahkan anda mengalami bencana secara besar – besaran karena kejahatan digital (cybercrime) ini?

Pemikiran inilah yang mendasari penulisan ini. Digitalisasi sistem seharusnya diimbangi dengan sistem keamanan yang baik terutama di saat sekarang ini dimana telah terjadi perpindahan secara masal ke dunia cloud. Selain mendatangkan keuntungan dan kebaikan dalam efisiensi sistem, kemudahan berkomunikasi, automasi sistem (Büyüközkan & Göçer, 2018; Parasuraman & Colby, 2015; Ullah, Qayyum, Thaheem, Al-Turjman, & Sepasgozar, 2021), dan lainnya, perkembangan teknologi ini juga memunculkan banyak sekali ancaman baru yang muncul dari penggunaan internet di dunia digital sehingga mengakibatkan evolusi ancaman cyber yang berbeda (Afonasova, Panfilova, Galichkina, & Ślusarczyk, 2019) .

Data menunjukkan bahwa hingga 40% dari serangan cyber ditujukan kepada bisnis menengah karena mungkin bisnis menengah tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk mengamankan sistem mereka. Serangan cyber ini bisa datang dalam berbagai rupa, bahkan bisa datang dalam bentuk lampiran email sehingga seringkali karena begitu banyaknya email yang kita terima, kita tanpa sengaja telah membuka lampiran berbahaya dan menyebabkan sistem anda terinfeksi. Diperkirakan jumlah serangan yang dilakukan dari kegiatan phising, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan cara mengelabui, dalam cybercrime diperkirakan menyebabkan kerugian sebesar 6 triliun dollar di tahun 2021 dan nilai ini tentu saja bukan nilai sesungguhnya karena banyak kerugian – kerugian dari faktor lainnya yang terjadi jika misalkan sistem perusahaan tidak dapat berfungsi selama satu atau dua minggu sedangkan kamu tetap harus menggaji karyawan, kehilangan pendapatan, dll.

Sekitar 24.000 aplikasi berbahaya dihapus dari App Store setiap harinya dan tentu saja kenyataan ini semakin menakutkan karena aplikasi berbahaya ini dapat meretas seluruh isi dari ponsel anda hingga bahkan mengakses data – data penting anda terutama data perbankan yang tentu saja sangat berbahaya karena seluruh uang anda mungkin saja bisa lenyap dan berpindah hanya dalam hitungan menit. Siri, Alexa dan Google Assistant adalah tiga asisten virtual yang datang bersama Apple, Amazon, dan Google. Secara keseluruhan, Google Assistant tampaknya menjadi asisten virtual terbaik. Alexa berguna untuk urusan rumah pintar. Inilah perbedaan antara Siri, Alexa dan Google Assistant. Namun tahukah anda bahwa hacker IoT bahkan mampu untuk memanipulasi sistem rumah anda?

Salah satu akibat dari cybercrime ini adalah makin maraknya ransomware. Satu dari faktor pendukung terbesar di balik ransomware justru adalah bitcoin karena bitcoin sendiri telah memberikan para penjahat cyber ini keleluasaan untuk tetap anonym dan tidak terdeteksi (Tidy, 2021). Begitu bitcoin dikirimkan ke suatu alamat, maka transaksi ini tidak dapat ditelusuri dan hal ini menyebabkan kejahatan ini semakin berkembang. Berbeda dengan pembayaran misalkan menggunakan kartu kredit yang tentu saja identitas dari setiap pihak akan terbuka dan transaksi dapat dengan mudah ditelusuri . Bitcoin sendiri adalah mata uang elektronik baru yang diciptakan pada tahun 2009 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Bitcoin ini digunakan untuk transaksi di internet yang tidak menggunakan perantara jasa bank sehingga tidak dapat dideteksi dan tidak tercatat. Bitcoin sendiri menggunakan sistem peer to peer, bekerja tanpa pemyimpanan dan tidak bergantung pada satu penerbit utama.

Berikut ini adalah beberapa fitur yang ditawarkan oleh beberapa sistem keamanan untuk secure data center berbasis cloud (ForcePoint, 2021):

  1. Full Image Backup :           Data & Applications
  2. Cloud Replication :           Across multiple cloud locations                     
  3. Instant Virtualization :           Entire environment virtualized in cloud
  4. Validation :           Screenshot verification to prove accurate copy
  5. Failover :           High performance recovery on local appliance or in cloud.
  6. Robust Restore :           Fully restored “any point in time” image to original or new hardware.
  7. Management Portal :           Single pane of glass with multi-tenant view.

 

Note:

Ransomware merupakan jenis malicious software tertentu yang menuntut tebusan finansial dari seorang korban dengan melakukan penahanan pada aset atau data yang bersifat pribadi. Kegiatan penyebaran ransomware dilakukan oleh penyerang atau Threat Actor dengan tujuan utama adalah finansial, oleh karenanya Threat Actor menjadikan data pribadi sebagai ancamannya.

(https://govcsirt.bssn.go.id/penanganan-dan-pencegahan-insiden-ransomware/)

A single pane of glass is a management console that presents data from multiple sources in a unified display. The glass, in this case, is a computer monitor or mobile device screen.

(https://searchconvergedinfrastructure.techtarget.com/definition/single-pane-of-glass)

 

Daftar Referensi

 

Afonasova, M. A., Panfilova, E. E., Galichkina, M. A., & Ślusarczyk, B. (2019). Digitalization in economy and innovation: The effect on social and economic processes. Polish Journal of Management Studies, 19(2), 22–32. https://doi.org/10.17512/pjms.2019.19.2.02

Büyüközkan, G., & Göçer, F. (2018). Digital Supply Chain: Literature review and a proposed framework for future research. Computers in Industry, 97, 157–177. https://doi.org/10.1016/j.compind.2018.02.010

ForcePoint. (2021). What is Cloud Security? Cloud Computing Security Defined | Forcepoint. Forcepoint.Com, p. 9. Retrieved from https://www.forcepoint.com/cyber-edu/cloud-security

Parasuraman, A., & Colby, C. L. (2015). An Updated and Streamlined Technology Readiness Index: TRI 2.0. Journal of Service Research, 18(1), 59–74. https://doi.org/10.1177/1094670514539730

Tidy, J. (2021). Gang behind huge cyber-attack demands $70m in Bitcoin.

Ullah, F., Qayyum, S., Thaheem, M. J., Al-Turjman, F., & Sepasgozar, S. M. E. (2021). Risk management in sustainable smart cities governance: A TOE framework. Technological Forecasting and Social Change, 167(November 2020), 120743. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2021.120743