The Architecture Development Method TOGAF

Bayangkan Anda adalah seorang arsitek kota futuristik. Tugas Anda adalah membangun kota yang tidak hanya indah tetapi juga efisien, terhubung, dan mampu berkembang seiring waktu. Anda tidak bisa sembarangan meletakkan bangunan tanpa perencanaan yang matang, bukan?
Begitulah dunia arsitektur perusahaan bekerja. Di balik setiap perusahaan besar, ada fondasi arsitektur yang harus dirancang dengan cermat agar bisnis dapat berjalan dengan lancar dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Untuk membantu proses ini, ada sebuah metode yang disebut Architecture Development Method (ADM) dalam TOGAF.
ADM bukan sekadar teori—ini adalah peta jalan bagi organisasi untuk membangun arsitektur yang terstruktur dan efektif. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana ADM bekerja dan mengapa metode ini sangat penting.
Langkah 1: Memulai Perjalanan – Fase Pendahuluan
Setiap perjalanan besar dimulai dengan langkah pertama. Dalam konteks arsitektur perusahaan, langkah itu adalah Fase Pendahuluan. Di fase ini, organisasi mulai mengidentifikasi kebutuhan mereka. Seperti seorang arsitek kota yang menentukan lahan mana yang akan dibangun terlebih dahulu, perusahaan harus menetapkan visi arsitektur, prinsip dasar, dan batasan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam seluruh proses.
Langkah 2: Menetapkan Arah – Fase Visi Arsitektur
Sekarang, bayangkan Anda sebagai seorang pemimpin proyek yang mengumpulkan tim dan menjelaskan gambaran besar dari kota yang akan dibangun. Ini adalah fase Visi Arsitektur, di mana organisasi mendefinisikan tujuan bisnis utama dan bagaimana teknologi akan mendukung pencapaiannya. Pada tahap ini, berbagai pemangku kepentingan dilibatkan untuk memastikan bahwa semua kebutuhan bisnis dan tantangan sudah dipahami sebelum melangkah lebih jauh.
Langkah 3: Menyusun Fondasi – Fase Arsitektur Bisnis
Bayangkan kota yang sedang Anda rancang. Anda harus memikirkan struktur pemerintahan, sistem transportasi, dan layanan publik agar semuanya berjalan dengan baik. Begitu pula dengan Arsitektur Bisnis dalam ADM. Di fase ini, organisasi merancang model bisnis yang mencakup proses, peran, dan alur kerja. Semuanya dirancang agar selaras dengan strategi perusahaan.
Langkah 4: Membangun Sistem – Fase Arsitektur Sistem Informasi
Sebuah kota yang baik memiliki jaringan informasi yang menghubungkan berbagai elemen—mulai dari sistem lalu lintas hingga pusat layanan masyarakat. Inilah yang dilakukan dalam Arsitektur Sistem Informasi, yang terbagi menjadi dua bagian:
-
Arsitektur Data: Menentukan bagaimana informasi akan disimpan, diakses, dan dikelola.
-
Arsitektur Aplikasi: Merancang sistem dan aplikasi yang akan digunakan untuk mengolah data dan mendukung operasional bisnis.
Langkah 5: Menyiapkan Infrastruktur – Fase Arsitektur Teknologi
Sekarang, saatnya membangun infrastruktur kota: jaringan listrik, jalan raya, dan komunikasi. Ini setara dengan Arsitektur Teknologi, yang menentukan hardware, software, jaringan, dan sistem keamanan yang diperlukan untuk mendukung arsitektur bisnis dan sistem informasi.
Langkah 6: Menerjemahkan Rencana ke Aksi – Fase Peluang dan Solusi
Pada titik ini, kita telah memiliki rencana yang matang. Tapi bagaimana cara mewujudkannya? Di fase ini, organisasi mulai mengidentifikasi teknologi dan solusi spesifik yang dapat digunakan untuk membangun sistem yang telah dirancang. Ibarat seorang insinyur kota yang memilih material dan teknologi untuk membangun jalan dan gedung.
Langkah 7: Mewujudkan Kota Impian – Fase Perencanaan Migrasi
Sebuah kota tidak dibangun dalam semalam. Butuh strategi bertahap agar transisi dari kota lama ke kota baru berjalan lancar. Begitu pula dengan perusahaan yang ingin mengadopsi arsitektur baru. Mereka harus membuat peta jalan migrasi, yang merinci langkah-langkah untuk beralih dari sistem lama ke sistem baru secara bertahap tanpa mengganggu operasional bisnis.
Langkah 8: Mengawasi Pembangunan – Fase Tata Kelola Implementasi
Saat pembangunan berjalan, Anda tidak bisa hanya duduk dan berharap semuanya berjalan sesuai rencana. Anda butuh pengawasan. Dalam fase ini, organisasi memastikan bahwa implementasi sistem dilakukan sesuai dengan desain arsitektur yang telah dirancang. Segala penyimpangan harus dikoreksi agar tidak menimbulkan masalah di masa depan.
Langkah 9: Beradaptasi dengan Perubahan – Fase Manajemen Perubahan Arsitektur
Setiap kota akan terus berkembang. Teknologi baru muncul, kebutuhan masyarakat berubah, dan infrastruktur harus disesuaikan. Begitu pula dengan perusahaan. Arsitektur tidak boleh statis—harus ada mekanisme untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar, teknologi, dan strategi bisnis. Fase ini memastikan bahwa perusahaan terus memantau dan memperbarui arsitektur mereka, sehingga tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan masa depan.
Kesimpulan: Kota Masa Depan yang Berkelanjutan
Melalui Metode Pengembangan Arsitektur (ADM), TOGAF memberikan panduan yang jelas bagi organisasi untuk membangun arsitektur perusahaan yang kuat, fleksibel, dan siap menghadapi perubahan. Seperti seorang arsitek kota yang merancang kota impian, seorang arsitek perusahaan menggunakan ADM untuk menciptakan sistem yang tidak hanya efisien, tetapi juga mampu bertahan di tengah perubahan zaman. Jadi, jika Anda adalah seorang profesional yang ingin membangun arsitektur TI yang solid, ADM adalah alat yang akan membantu Anda menavigasi kompleksitas dunia teknologi dan bisnis. Siap memulai perjalanan Anda? 🚀
Untuk membaca chapter selanjutnya, Click disini