Key Techniques dan Deliverables dalam ADM Cycle TOGAF

Dalam dunia arsitektur perusahaan, perencanaan yang matang menjadi kunci keberhasilan dalam membangun sistem yang efektif dan berkelanjutan. Architecture Development Method (ADM) dari TOGAF adalah pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengembangkan arsitektur perusahaan. Namun, untuk memastikan proses ini berjalan lancar, diperlukan berbagai key techniques dan deliverables yang menjadi bagian dari ADM cycle.
Artikel ini akan membahas bagaimana teknik dan deliverables ini berperan dalam mendukung setiap fase ADM serta bagaimana penerapannya dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuan bisnis mereka.
1. Tailored Architecture Framework
Setiap organisasi memiliki kebutuhan yang unik, sehingga framework arsitektur yang digunakan harus dapat disesuaikan dengan karakteristik bisnis masing-masing. Tailored Architecture Framework memungkinkan organisasi untuk menyesuaikan TOGAF dengan metodologi, proses, dan kebijakan internal mereka. Dalam proses ini, beberapa aspek utama yang harus diperhatikan antara lain:
-
Penyesuaian framework dengan struktur organisasi dan kebutuhan bisnis
-
Integrasi dengan metodologi lain seperti Agile atau ITIL
-
Penggunaan alat bantu yang sesuai untuk mendukung dokumentasi dan analisis
Dengan menyesuaikan framework sejak awal, organisasi dapat memastikan bahwa ADM diterapkan dengan cara yang paling relevan dan efektif.
2. Organizational Model for Enterprise Architecture
Struktur organisasi yang jelas menjadi faktor kunci dalam keberhasilan penerapan arsitektur perusahaan. Organizational Model for Enterprise Architecture berfungsi untuk menentukan peran dan tanggung jawab setiap pemangku kepentingan dalam proses ADM. Beberapa elemen utama yang termasuk dalam model ini adalah:
-
Peran dan tanggung jawab tim arsitektur
-
Hubungan antara tim arsitektur dan unit bisnis lainnya
-
Tata kelola arsitektur untuk memastikan kepatuhan terhadap standar
Dengan adanya struktur yang jelas, organisasi dapat menghindari tumpang tindih tugas dan memastikan bahwa setiap aspek arsitektur dikelola dengan baik.
3. Architecture Principles
Untuk memastikan bahwa setiap keputusan arsitektur selaras dengan strategi bisnis, diperlukan seperangkat Architecture Principles yang menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan. Prinsip arsitektur yang baik memiliki beberapa karakteristik, seperti:
-
Jelas dan mudah dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan
-
Konsisten dengan kebijakan organisasi lainnya
-
Fleksibel agar dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis
Dengan menerapkan prinsip arsitektur yang tepat, organisasi dapat menjaga kesinambungan antara strategi bisnis dan implementasi teknologi.
4. Architecture Repository
Dalam setiap proyek arsitektur, dokumentasi menjadi aspek yang sangat penting. Architecture Repository berfungsi sebagai pusat penyimpanan semua artefak arsitektur, termasuk:
-
Model bisnis, data, aplikasi, dan teknologi
-
Standar arsitektur dan best practices yang digunakan
-
Referensi proyek arsitektur sebelumnya
Repositori ini memastikan bahwa semua informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dapat diakses dengan mudah dan digunakan untuk pengembangan arsitektur di masa depan.
5. Statement of Architecture Work
Agar setiap proyek arsitektur memiliki arah yang jelas, diperlukan Statement of Architecture Work yang mendokumentasikan ruang lingkup dan tujuan proyek. Dokumen ini mencakup beberapa elemen penting, seperti:
-
Tujuan utama dari proyek arsitektur
-
Pemangku kepentingan yang terlibat
-
Rencana kerja dan timeline proyek
Dengan adanya dokumen ini, organisasi dapat memastikan bahwa proyek arsitektur berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Architecture Vision
Setiap inisiatif arsitektur memerlukan gambaran besar yang menjadi panduan dalam pengembangannya. Architecture Vision membantu organisasi dalam menentukan arah strategis yang ingin dicapai melalui implementasi arsitektur yang baru.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam Architecture Vision adalah:
-
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai melalui arsitektur baru
-
Dampak terhadap bisnis, termasuk manfaat yang akan diperoleh
-
Risiko dan tantangan yang mungkin dihadapi selama proses implementasi
Dengan memiliki visi yang jelas, organisasi dapat memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mendukung tujuan bisnis secara keseluruhan.
7. Architecture Definition Document
Dokumen ini merupakan cetak biru dari arsitektur yang sedang dikembangkan. Architecture Definition Document mencakup berbagai aspek, termasuk:
-
Model bisnis, data, aplikasi, dan teknologi
-
Analisis kesenjangan (gap analysis) antara kondisi saat ini dan target
-
Strategi implementasi serta tata kelola yang diperlukan
Dokumen ini menjadi referensi utama bagi tim arsitektur dalam mengembangkan dan menerapkan solusi yang telah dirancang.
8. Business Scenarios dan Gap Analysis
Untuk memastikan bahwa arsitektur yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan bisnis, diperlukan pendekatan berbasis skenario dan analisis kesenjangan.
-
Business Scenarios digunakan untuk mengilustrasikan berbagai skenario bisnis yang mungkin terjadi dan bagaimana sistem baru akan beroperasi dalam konteks tersebut.
-
Gap Analysis membantu organisasi mengidentifikasi perbedaan antara kondisi saat ini dan target yang ingin dicapai, sehingga langkah-langkah yang diperlukan untuk menjembatani kesenjangan ini dapat dirumuskan dengan jelas.
Untuk membaca chapter sebelumnya, Click disini