Kesempurnaan Operasional dan Era Digital

Oleh Togar A. Napitupulu

Salah satu fungsi penting dalam suatu organisasi bisnis adalah fungsi operasional.  Fungsi ini penting karena disinilah produk atau jasa dihasilkan untuk kemudian di jual untuk menghasilkan pendapatan atau revenue perusahaan, dimana fungsi pengelolaannya dilakukan oleh fungsi pemasaran dan Sales.  Karena pada fungsi operasional inilah produk dan jasa dihasilkan, maka pada tahap operasional ini bukan hanya biaya bisa ditekan dan dioptimalkan, tapi yang sangat penting di era digital ini, kualitas, delivery time dan design produk dan jasa yang dikehendaki oleh konsumen/customer diciptakan dan dihasilkan. Cosumer centric strategy sangat penting dalam peningkatan daya saing di era digital. Pertanyaannya adalah, transformasi digital apa yang bisa mendukung kesempurnaan opersional di era digital ini? Berikut ini adalah perkembangan terakhir dibidang transformasi digital yang dapat mendukung fungsi operasional dalam orgnisasi bisnis.

 

  1. Industry 4.0

Revolusi industry diawali pada abad ke-18 dengan penemuan tenaga uap yang menyebabkan mekanisasi peralatan dan merevolusi berbagai industri. Penemuan dari tenaga listrik di akhir abad 19 dan penggunaan listrik untuk proses perakitan di abad ke 20 mengawali revolusi industri yang ke 2 dengan produksi masal serta meningkatnya keterjangkauan produk kendaraan bermotor sampai peralatan rumah tangga. Revolusi industri ke 3 diawali pada pertengahan abad ke 20 dengan perkembangan elektronik dan computer yang memberikan pengaruh besar terhadap manufacturing industri melalui computer-aided design (CAD) dan computer-aided manufacturing (CAM) dan juga otomatisasi dengan robot. Sekarang technologi digital memimpin revolusi industri ke 4, mewakili sebuah pergantian paradigma dari yang terpusat menjadi produksi yang terdesentralisasi; mesin tidak lagi hanya memproses sebuah produk tapi produk berkomunikasi dengan mesin dan memberitahu apa yang seharusnya dilakukan. Melalui komunikasi antara mesin dengan mesin, masalah dapat di diagnosa dan pengambilan keputusan dapat dilakukan tanpa keterlibatan manusia. Ini sudah terjadi di negara-negara maju saat ini.

  1. Smart Factory

Pabrik Siemen Di Amberg, kota kecil di Bavaria, merupakan pabrik masa depan yang memproduksi pengontrol logika terprogram (PLC); perangkat yang digunakan untuk mengotomatisasi peralatan dan proses industri. Setiap komponen memiliki identitas diri, barcode atau chip, yang berkomunikasi dengan mesin. Interaksi ini kemudian menentukan tindakan tepat yang perlu dilakukan oleh mesin itu. Aliran data secara real time antara komponen dan mesin, dan setiap perubahan yang terjadi karena komponen baru, supplier baru, mesin baru, atau proses perakitan baru, dapat dengan cepat diprogram untuk mengoptimalkan proses produksi. Pada akhir produksi dan untuk setiap produk, terdapat informasi lengkap tentang setiap komponen dan tahapan selama proses perakitan. Perlu diketahui perbedaannya dengan otomatisasi. Otomatisasi yang stabil dan kuat, seperti yang digunakan oleh perusahaan mobil, mengeleminasi kerusakan dan mempercepat pengoperasian. Tapi itu datang dengan biaya fleksibilitas yang terbatas. Inilah salah satu alasan produsen mobil biasanya membutuhkan waktu beberapa tahun untuk memperkenalkan model mobil baru. Sebuah pabrik digital, sebagai perbandingan, memberikan semua keuntungan otomasi kecepatan dan efisiensi tetapi juga memungkinkan untuk fleksibilitas dan pelacakan. Digitalisasi operasional/produksi memungkinkan perusahaan dengan cepat mengubah komponen, mesin, atau proses apa pun dan fleksibilitas ini tidak mengorbankan kecepatan dan produktivitas. Melalui digitalisasi, Siemens telah meningkatkan outputnya 8,5 kali lipat tanpa menambah ruang atau orang. Di smart factory Siemens, produk akan berkomunikasi satu sama lain dan mengontrol proses pembuatannya sendiri, kode produk memberi tahu mesin produksi tentang apa persyaratan yang dimiliki dan langkah produksi yang harus diambil selanjutnya. Produk dan mesin akan bersama-sama menentukan item mana dan jalur produksi yang harus diselesaikan terlebih dahulu untuk memenuhi tenggat waktu pengiriman.

  1. Industrial internet dan Predictive maintenance

Penurunan biaya untuk menghubungkan, menyimpan, dan memproses data yang dihasilkan mesin mendorong pertumbuhan internet industri. Dengan menambahkan sensor ke dalam mesin mulai dari mesin jet hingga turbin angin, grup penerbangan GE dapat mengumpulkan data tentang kinerja asetnya, yang memungkinkannya melakukan pemeliharaan prediktif dan mengurangi waktu henti. Peningkatan efisiensi peralatan ini dapat menghasilkan penghematan besar. GE memperkirakan bahwa jika pemeliharaan prediktif dapat meningkatkan efisiensi untuk kliennya bahkan hingga 1 persen dari pengurangan downtime dan peningkatan penggunaan aset, hal itu dapat menghemat $ 90 miliar industri minyak dan gas selama lima belas tahun. GE mengembangkan aplikasi Predix berbasis cloud yang memiliki 3 kemampuan untuk memprediksi, akahkan asset gagal, kapan akan gagal, apa yang dapat dilakukan agar tidak gagal.

  1. Additive Manufacturing (3-D Printing)

Grup penerbangan GE mulai menyelidiki 3-D printing beberapa tahun lalu untuk pembuatan nosel untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi dari mesin jetnya. Suku cadang ini tidak hanya harus digabungkan dengan tingkat presisi yang tinggi, tetapi juga harus mampu menahan suhu yang sangat tinggi dan kondisi cuaca ekstrem saat mesin sedang beroperasi. Upaya manufaktur tradisional untuk membangun nosel bahan bakar ini telah gagal beberapa kali, yang membuat GE menyelidiki teknologi 3-D atau additive manufacturing. Plus minus dari aditive manufaktur adalah:

  • Kemampuan Menghasilkan Produk yang Lebih Kompleks dan Lebih Baik. Seperti yang diilustrasikan oleh kasus GE, dalam banyak kasus proses manufaktur tradisional tidak dapat menghasilkan produk kompleks yang perlu menggabungkan atau memadukan beberapa komponen. Selain itu, teknologi ini berpotensi menghasilkan produk yang lebih baik dan lebih murah
  • Customized: memungkinan konsumen untuk melakukan kostumisasi produk sesuai dengan yang mereka harapkan, dapat ditunggu karena proses dilakukan lebih cepat.
  • On-demand production: pencetakan 3-D juga dapat mendesentralisasikan manufaktur sehingga produksi aktual dilakukan sesuai permintaan dan lebih dekat dengan konsumen.
  • Mengurangi biaya inventory dan logistic: produksi sesuai permintaan dapat mengurangi inventory. logistik dan warehousing secara dramatis.
  • Design platform: karena teknologi mengotomatiskan produksi dan memungkinkan untuk kustomisasi barang dengan biaya yang wajar, keunggulan kompetitif kemungkinan akan beralih ke desain.
  • Hak intelektual: 3-D printing memungkinan perusahaan hanya menjual design digital kepada konsumen, sehingga ada potensi resiko produk palsu di pasaran.
  • Dampak pada tenaga kerja: manufaktur terdesentralisasi dengan produksi sesuai permintaan akan berpotensi mengurangi jumlah tenaga kerja, selain itu juga berpengaruh pada industry retail, transportasi dan warehousing.
  1. Augmented dan Virtual reality (AR dan VR)

Teknologi ini sekarang semakin banyak digunakan untuk desain, perakitan, dan pelatihan dalam pengaturan industry.

Design: memungkinkan desainer untuk berinteraksi secara virtual dengan kreasi mereka dan memodifikasinya.

Assembly: memungkinan untuk membangun sebuah object yang dihasilkan computer berupa video, gambar atau text yang dapat membantu teknisi untuk mengoperasikan tanpa harus mengandalkan fisik manual.

Training: Selama beberapa dekade, ahli bedah otak mempersiapkan operasi dengan melihat gambar 2-D dari pemindaian otak, VR memungkinkan mereka untuk menavigasi gambar 3-D dari otak pasien, menghilangkan kejutan selama operasi dan sebagai konsekuensinya, secara signifikan meningkatkan tingkat keberhasilan.

  1. Digital Supply Chain – Demand Driven Supply Chain

Perusahaan consumer-product menggunakan sensor di rak-rak di toko ritel untuk memantau perubahan permintaan secara real-time. Menggunakan computer vision (yaitu, memperoleh dan memproses gambar), sensor, dan deep learning. Sebagai contoh, Zara, memasukkan chip RFID ke dalam barang dagangannya. Setiap kali pakaian dijual, chip tersebut mengirimkan pesan ke gudang untuk mengganti barang tersebut di toko. Hal ini dapat membebaskan karyawan dari keharusan sering melakukan inventarisasi untuk menghindari kehabisan stok.

  1. Warehousing, Logistics, and Fulfillment

Amazon menggunakan robot untuk mengelola gudangnya, karena robot menghilangkan kebutuhan untuk memiliki lorong yang lebar dan mampu meningkatkan produktivitas. Menandai item dengan RFID untuk pengelolaan persediaan yang lebih akurat (dapat mengurangi tenaga kerja untuk proses inventarisasi). UPS memasang CHIP dengan perangkat lunak ORION di truknya untuk memantau pergerakan secara real-time dan mengarahkan pengemudi untuk mengambil rute yang optimal sehingga dapat menghemat waktu dan mengurangi biaya konsumsi bahan bakar.

 

  1. Keunggulan Operasional dalam Industri Jasa

Menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional tidak terbatas pada perusahaan produk. Aliran data dan otomatisasi waktu nyata juga mengubah industri jasa secara radikal. teknologi membuat terobosan dalam operasi perusahaan produk dan jasa. Pabrik, warehousing, supply chain, dan proses internal siap untuk transformasi signifikan dalam waktu dekat. Perusahaan yang memposisikan diri untuk memanfaatkan teknologi yang muncul ini cenderung memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Contoh, Selama beberapa tahun ini bank telah menggunakan perbankan online dan mobile untuk mengurangi biaya transaksi mereka dan jumlah keseluruhan cabang bank mereka serta untuk meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan.