Blockchain and the Networking Economy (Blockchain Seri-1)

By Togar Alam Napitupulu

Pada prinsipnya, kegiatan business atau ekonomi adalah proses transfer of ownership melalui transaksi. Produsen mempunyai resources sedangkan consumer membutuhkan resources. Pada suatu perekonomian barter, maka transaksi akan terjadi secara langsung diantara para pelaku tanpa memerlukan perantara; ekonomi tanpa perantara. Untuk bisa mencapai konsumen yang lebih luas secara geografis maka juga memerlukan perantara; midle-man misalnya diperlukan untuk membawa produk pertanian dari puncak ke Jakarta. Dengan kata lain sebenarnya perekonomian seperti ini adalah sebuah networking diantara para pelaku atau peer-to-peer (P2P) secara terdistribusi (distributed), tanpa ada satu lembaga tertentu yang mengatur secara terpusat (centralized).

Makin besar perekonomian, makin beragam produk yang dibutuhkan dan makin beragam pula produsen sehingga memerlukan perantara, misalnya medium of payment dalam bentuk uang yang dibetrbitkan oleh lembaga intermediary, misalnya bank; tentu dengan biaya yang harus dikeluarkan. Tetapi perekonomian merupakan network antara para pelaku ekonomi/bisnis dalam bertransaksi, namun difasilitasi oleh suatu lembaga sebagai pusat yang mengkoordiner network tersebut.

Dengan teknology jaringan internet saat ini, seandainya orang-orang yang bertransaksi adalah nodes (yang diwakili oleh computer) yang terkoneksi satu sama lain (katakanlah melalui internet) – peer-to-peer distributed network – , maka nodes tersebut bisa bertransaksi langsung lewat internet tanpa perantara (intermediary) dan tanpa dibatasi oleh tempat dan tentu tanpa biaya; jadi kembali seperti jaman perekonomian barter yang lebih efisien karena tanpa biaya perantara dan dengan cakupan yang lebih luas. Kalau transaksinya adalah pembayaran, katakanlah pinjaman, maka tidak perlu lewat bank sebagai perantara yang me-maintain data dan menjamin transaksi tersebut (tentu dengan sejumlah fee).

Dengan teknologi peer-to-peer distributed network, maka resources yang surplus disatu tempat/orang dapat disalurkan secara langsung kepada yang membutuhkan sehingga produktifitas perekonomian serara total dapat meningkat dan optimal baik dari sisi produsen dan konsumen. Dengan kata lain seolah-olah kembali ke perekonomian barter pada mayarakat ekonomi yang terbatas. Contoh lain, seandainya setiap orang yang punya motor/mobil dan waktu bebas tertentu bisa terkoneksi dengan orang yang membutuhkan layanan transportasi melalui peer-to-peer distributed network ini, maka semua resources yang ada dibidang transportasi akan bisa dioptimalkan penggunaannya dan perekonomian akan optimal dan lebih besar. Ini sudah kita lihat dalam kehidupan bisnis saat ini seperti mobilisasi rumah atau apartement yang nganggur dengan AirBNB, Mobilisasi ojek dengan GOJEK; dll., sekalipun aplikasi ini masih membutuhkan intermediary. Dengan cara berfikir yang sama, demikian pula dengan resources lainnya dalam suatu perekonomian bisa dimobilisasi lebih luas dan yang terpenting dalam P2P ini networking tidak memerlukan intermediary; yang justru inilah yang mau dihindari sehingga lebih efisien tanpa biaya intermediary.

Lalu apa yang menjadi masalah dalam implementasinya?

Masalah utama adalah Integrity and trust yaitu yang berkaitan dengan (1) Technical failures dan (2) Malicious peers. Pencapaian integrity pada system P2P tergantung: (1) Pengetahuan akan siapa saja peers dalam system dan (2) pengetahuan akan trustworthiness of the peers.  Trust and integrity of purely distributed peer-to-peer systems, pada satu sisi, dan managing ownership, pada sis lain sangat berkaitan erat.

Managing ownership merupakan salah satu aspek penting yang dapat ditangani oleh blockchain. Oleh karena itu, blockchain pada pinsipnya merupakan teknology yang dapat memastikan tercapai dan terpeliharanya integrity pada system peer-to-peer distributed network system. Jadi solusi dari perekonomian yang tanpa perantara seperti pada system barter tapi yang jauh lebih luas dan besar, bahkan secara global di era digital ini adalah dengan teknology Blockchain

Nah, seperti apa rupanya blockchain itu secara teknis? Ini akan dibahas pada Blockchain Seri-2.

References

  1. Drescher, Daniel (2017). Blockchain Basics: A Non-Technical Introduction in 25 Steps. Frankfurt, Germany.
  2. Mukhopadhyay, Mayukh (2018). Ethereum Smart Contract Development: Building Blockchain-based decentralized Applications using Solidity. Packt Publishing, UK.